Pondok Pesantren Extreme di Bawah Tanah
![]() |
Tampak Depan Pintu Masuk Pesantren |
Ponpes ini berada di Dusun Wire
Desa Kedungombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jatim. Pimpinan
Ponpes Syekh Maulana Mahgrobi, punya alasan tersendiri kenapa
pesantrennya dibangun di lorong-lorong goa, jauh di bawah permukaan
tanah. Salah satu alasan yang mendasari pembangunan pesantren ini yakni
bahwa, “semua ayat suci dari kitab-kitab suci di zaman nabi-nabi,
diturunkan Allah di bawah tanah atau di dalam goa.” Merujuk penerimaan
wahyu itu Kiai Subhan ingin mengajarkan ilmu keagamaan berada di dalam
goa
![]() |
Gambar Pintu Masuk Lorong Pesantren |
Nama ponpes ini diambil dari
nama seorang wali (orang suci) yang dahulu pernah ada di tanah Jawa.
Namun, pesantren ini lebih dikenal dengan sebutan Ponpes Perut Bumi,
mewakili letaknya yang berada di dalam tanah. Luas Ponpes sekitar tiga
hektar dibawah tanah berupa lorong goa
yang khusus dipakai untuk kegiatan mengaji, istighosah, dan kuliah
subuh. Sedangkan penginapan para santri dibangun di atasnya, tepatnya di
barat mulut goa.
Dahulu tempat itu adalah tempat
pembuangan sampah dan sarang ular. Setelah tempat itu dibersihkan, lalu
KH Subhan menyulap goa temuannya menjadi ponpes yang unik dan berdaya
tarik tinggi. Menurut pengakuan KH Subhan Mubarok, pimpinan ponpes
Perut Bumi, setelah menerima bisikan gaib (wahyu) di malam satu Suro
tahun 2001, segera ia berupaya membeli tanah yang berada di Kelurahan
Kedungombo itu.
Di dalam goa ini terdapat sebuah ruangan besar yang digunakan untuk masjid. Tempat ini diberi nama Goa Putri Ayu, diambil dari nama “penghuni” yang diyakini menjaga gua tersebut.
Di dalam goa ini terdapat ruangan yang mampu menampung 600 jamaah. Dan
di bagian belakang masjid terdapat lobang pintu dengan sebuah ruangan
yang biasa digunakan untuk ritual semedi yang disebut-sebut sebagai
pertapaan asli.
Di balik ruangan ini masih terdapat goa-goa yang lain seperti petilasan Sunan Kalijaga dan Syeh Jangkung, dan bekas pijakan kaki Syeh Maulana
Maghrobi. Ketiganya adalah para wali yang diyakini KH Subhan pernah
bertapa di goa itu.
![]() |
Gambar Lorong Pesantren |
Kendati
lokasi pesantren berada di lorong goa, bukan berarti ajaran keagamaan
yang diberikan kepada para santri beraroma mistis. Prinsip keberagaman
di simbolkan dari beragam batu yang menyusun gua-gua di ponpes Perut
Bumi. Di pesantren ini diajarkan untuk menghormati agama-agama selain
Islam, “kami ingin meng-islah-kan (merukunkan) umat beragama di
Indonesia,” ujar sang kyai.
Tempat ini bukan sebuah goa yang
biasa dikeramatkan dengan sesaji layaknya tradisi di Pulau Jawa. Di
sinilah tempat para santri digembleng belajar Ilmu agama Islam
(Tauhid). Selain untuk mengaji, pada malam Jumat Pon, tepat jam 12
malam di pesantren ini biasa diadakan isthigosah (dzikir dan doa
bersama) yang terbuka untuk umum. KH Subhan termasuk kiai yang mengecam
tindakan pengeboman di beberapa tempat di Indonesia.
Pesantren dalam goa ini memiliki
pesona yang eksotis. Terdapat ragam stalagtit dan stalagmit yang sudah
mengering dan menjadi batuan kapur. Selain bangunannya unik,
santri-santri yang menuntut ilmu di Ponpes Perut Bumi Al Maghori pada
awalnya juga tergolong luar biasa. Penampilan mereka tak seperti para
santri ponpes pada umumnya. Di ponpes ini, tubuh sebagian besar santri
penuh tato. Mereka adalah, para mantan pecandu narkoba, perampok,
pencuri, bajing loncat, pembunuh, dan pemabuk.
Mengenai para santri yang mondok
di sana, Kyai Subhan mengaku tidak pernah membedakan atau membatasi
orang yang mau mendalami islam. Demikian halnya dengan para warga di
Tuban, Kyai Subhan tidak pernah membedakan.
0 0 komentar: